Pengertian Kyai,Ustadz dan Penceramah
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم.الحمد لله الرقيب المغيث.اللهم صل وسلم على سيدنا محمد المغيث.وعلى اله ومغيث.
ASSALAMU’ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH.BISMILLAHIR ROHMANIR ROHIM.ALHAMDULILLAHIR ROQIBIL MUGHITS.
Definisi 'Ulama, Kyai dan Ustadz
Assalaamu'alaikum.
Melihat perkembangan zaman ternyata menurut hemat saya status da'i sama seperti selebritis. Kalau tingkat nasional sebut saja Zaenudin yang relatif sudah pudar popularitasnya, Aa Gym yang mulai surut karena poligaminya. Di luar konteks itu boleh dan tidak boleh, Jepri yang sedang gemar promosi di samping berda'wah, sepertinya ada masa pasang surutnya seperti artis. Menurut saya 'ulama itu tidak ada hubungannya dengan masa pasang surut layaknya seperti artis.
Di sisi yang lain penyebutan kyai dan ustadz saat ini begitu mudahnya seolah tanpa syarat, kasarnya orang sudah bisa membaca Al-Quran dengan suara enak, adzan di masjid dipanggil ustadz.
1. Apakah definisi kyai dan ustadz itu dan mohon dengan persyaratan minimal agar saya tidak keliru? Saya malu sebagai muslim dengan kasus YZ, di partainya ia ketua bidang kerohanian dari HMI pula.
2. Sebenarnya apakah ada perbedaan antara penda'wah dengan ulama?
3. Apakah nama-nama yang saya sebut di atas bisa merefresentasikan sebagai ustadz/kyai bukannya selebritis?
jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Memang istilah-istilah itu cukup banyak, terkadang satu dengan lainnya saling bertumpang tindih. Dan wajar bila banyak yang bingung dengan begitu banyaknya istilah itu.
Kami tidak akan memberikan definisi masing-masing istilah itu, namun hanya akan memberikan sedikit penjelasan, semoga bisa sedikit membantu.
a. Kiyai
Lain halnya dengan sebutan kiyai, yang bukan istilah baku dari agama Islam. Panggilan kiyai bersifat sangat lokal, mungkin hanya di pulau Jawa bahkan hanya Jawa Tengah dan Timur saja. Di Jawa Barat orang menggunakan istilah Ajengan.
Biasanya istilah kiyai juga disematkan kepada orang yang dituakan, bukan hanya dalam masalah agama, tetapi juga dalam masalah lainnya. Bahkan benda-benda tua peninggalan sejarah pun sering disebut dengan panggilan kiyai.
Melihat realita ini, sepertinya panggilan kiayi memang tidak selalu mencerminkan tokoh agama, apalagi ulama.
b. Ustadz
Sedangkan panggilan ustadz, biasanya disematkan kepada orang yang mengajar agama. Artinya secara bebas adalah guru agama, pada semua levelnya. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan kakek dan nenek. Namun hal itu lebih berlaku buat kita di Indonesia ini saja.
Istilah ini konon walau ada dalam bahasa Arab, namun bukan asli dari bahasa Arab. Di negeri Arab sendiri, istilah ustadz punya kedudukan sangat tinggi. Hanya para doktor (S-3) yang sudah mencapai gelar profesor saja yang berhak diberi gelar Al-Ustadz. Kira-kira artinya memang profesor di bidang ilmu agama.
Jadi istilah ustadz ini lebih merupakan istilah yang digunakan di dunia kampus di beberapa negeri Arab, ketimbang sekedar guru agama biasa.
c. Penceramah
Adapun nama tokoh seperti yang anda sebutkan di atas, mungkin lebih tepat untuk disebut dengan profesinya, yaitu penceramah. Karena kerjanya memang berceramah ke sana ke mari. Sedangkan untuk disebut sebagai ulama atau ustadz, kalau kita mengacu kepada penggunaan istilah yang baku dan formal, rasanya memang kurang tepat.
Yang namanya berceramah, memang boleh siapa saja dan juga bisa bicara apa saja. Dari masalah-masalah yang perlu sampai yang tidak perlu. Dengan merujuk langsung kepada literatur hingga yang hanya ngelantur. Yang penting memenuhi selera penonton.
Dan biasanya ceramah mereka selain lucu, juga komunikatif serta seringkali mengangkat masalah yang aktual. Sehingga yang mendengarkannya betah duduk berjam-jam. Itu sisi positifnya.
Positif yang lainnya penceramah model begini adalah mampu merekrut massa yang lumayan banyak. Mungkin karena juga dibantu dengan media.
Tetapi kekurangannya juga ada. Misalnya, umumnya mereka bukan orang yang lahir dan dibesarkan dengan tradisi keilmuan yang mendalam. Juga bukan jebolan perguruan tinggi Islam dengan disiplin ilmu syariah. Padahal point ini cukup penting, sebab yang mereka sampaikan ajaran agama Islam, tentunya mereka harus mampu merujuk langsung ke sumbernya. Agar tidak terjadi keterpelesetan di sana sini.
Yang kedua, kelemahan tokoh yang dibesarkan media adalah akan cepat surut sebagaimana waktu mulai terkenalnya. Pembesaran nama tokokh lewat media itu memang demikian karakternya. Cepat membuat orang terkenal dan cepat pula 'melupakannya'. Yang dimaksud dengan melupakan maksudnya adalah bahwa media bisa dengan mudah menampilkan sosok baru. Dan sosok lama akan hilang sendirinya dari peredaran.
Kecuali hanya pada tokoh yang dikenal berkarakter kuat, sehingga tidak lekang dilewati panjangnya zaman. Kira-kira seperti bintang film juga. Ada aktor yang sampai tiga zaman, tapi ada juga aktor yang terkenal dan meroket dengan cepat, lalu hilang dari peredaran.
بسم الله الرحمن الرحيم.الحمد لله الرقيب المغيث.اللهم صل وسلم على سيدنا محمد المغيث.وعلى اله ومغيث.
ASSALAMU’ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH.BISMILLAHIR ROHMANIR ROHIM.ALHAMDULILLAHIR ROQIBIL MUGHITS.
Definisi 'Ulama, Kyai dan Ustadz
Assalaamu'alaikum.
Melihat perkembangan zaman ternyata menurut hemat saya status da'i sama seperti selebritis. Kalau tingkat nasional sebut saja Zaenudin yang relatif sudah pudar popularitasnya, Aa Gym yang mulai surut karena poligaminya. Di luar konteks itu boleh dan tidak boleh, Jepri yang sedang gemar promosi di samping berda'wah, sepertinya ada masa pasang surutnya seperti artis. Menurut saya 'ulama itu tidak ada hubungannya dengan masa pasang surut layaknya seperti artis.
Di sisi yang lain penyebutan kyai dan ustadz saat ini begitu mudahnya seolah tanpa syarat, kasarnya orang sudah bisa membaca Al-Quran dengan suara enak, adzan di masjid dipanggil ustadz.
1. Apakah definisi kyai dan ustadz itu dan mohon dengan persyaratan minimal agar saya tidak keliru? Saya malu sebagai muslim dengan kasus YZ, di partainya ia ketua bidang kerohanian dari HMI pula.
2. Sebenarnya apakah ada perbedaan antara penda'wah dengan ulama?
3. Apakah nama-nama yang saya sebut di atas bisa merefresentasikan sebagai ustadz/kyai bukannya selebritis?
jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Memang istilah-istilah itu cukup banyak, terkadang satu dengan lainnya saling bertumpang tindih. Dan wajar bila banyak yang bingung dengan begitu banyaknya istilah itu.
Kami tidak akan memberikan definisi masing-masing istilah itu, namun hanya akan memberikan sedikit penjelasan, semoga bisa sedikit membantu.
a. Kiyai
Lain halnya dengan sebutan kiyai, yang bukan istilah baku dari agama Islam. Panggilan kiyai bersifat sangat lokal, mungkin hanya di pulau Jawa bahkan hanya Jawa Tengah dan Timur saja. Di Jawa Barat orang menggunakan istilah Ajengan.
Biasanya istilah kiyai juga disematkan kepada orang yang dituakan, bukan hanya dalam masalah agama, tetapi juga dalam masalah lainnya. Bahkan benda-benda tua peninggalan sejarah pun sering disebut dengan panggilan kiyai.
Melihat realita ini, sepertinya panggilan kiayi memang tidak selalu mencerminkan tokoh agama, apalagi ulama.
b. Ustadz
Sedangkan panggilan ustadz, biasanya disematkan kepada orang yang mengajar agama. Artinya secara bebas adalah guru agama, pada semua levelnya. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan kakek dan nenek. Namun hal itu lebih berlaku buat kita di Indonesia ini saja.
Istilah ini konon walau ada dalam bahasa Arab, namun bukan asli dari bahasa Arab. Di negeri Arab sendiri, istilah ustadz punya kedudukan sangat tinggi. Hanya para doktor (S-3) yang sudah mencapai gelar profesor saja yang berhak diberi gelar Al-Ustadz. Kira-kira artinya memang profesor di bidang ilmu agama.
Jadi istilah ustadz ini lebih merupakan istilah yang digunakan di dunia kampus di beberapa negeri Arab, ketimbang sekedar guru agama biasa.
c. Penceramah
Adapun nama tokoh seperti yang anda sebutkan di atas, mungkin lebih tepat untuk disebut dengan profesinya, yaitu penceramah. Karena kerjanya memang berceramah ke sana ke mari. Sedangkan untuk disebut sebagai ulama atau ustadz, kalau kita mengacu kepada penggunaan istilah yang baku dan formal, rasanya memang kurang tepat.
Yang namanya berceramah, memang boleh siapa saja dan juga bisa bicara apa saja. Dari masalah-masalah yang perlu sampai yang tidak perlu. Dengan merujuk langsung kepada literatur hingga yang hanya ngelantur. Yang penting memenuhi selera penonton.
Dan biasanya ceramah mereka selain lucu, juga komunikatif serta seringkali mengangkat masalah yang aktual. Sehingga yang mendengarkannya betah duduk berjam-jam. Itu sisi positifnya.
Positif yang lainnya penceramah model begini adalah mampu merekrut massa yang lumayan banyak. Mungkin karena juga dibantu dengan media.
Tetapi kekurangannya juga ada. Misalnya, umumnya mereka bukan orang yang lahir dan dibesarkan dengan tradisi keilmuan yang mendalam. Juga bukan jebolan perguruan tinggi Islam dengan disiplin ilmu syariah. Padahal point ini cukup penting, sebab yang mereka sampaikan ajaran agama Islam, tentunya mereka harus mampu merujuk langsung ke sumbernya. Agar tidak terjadi keterpelesetan di sana sini.
Yang kedua, kelemahan tokoh yang dibesarkan media adalah akan cepat surut sebagaimana waktu mulai terkenalnya. Pembesaran nama tokokh lewat media itu memang demikian karakternya. Cepat membuat orang terkenal dan cepat pula 'melupakannya'. Yang dimaksud dengan melupakan maksudnya adalah bahwa media bisa dengan mudah menampilkan sosok baru. Dan sosok lama akan hilang sendirinya dari peredaran.
Kecuali hanya pada tokoh yang dikenal berkarakter kuat, sehingga tidak lekang dilewati panjangnya zaman. Kira-kira seperti bintang film juga. Ada aktor yang sampai tiga zaman, tapi ada juga aktor yang terkenal dan meroket dengan cepat, lalu hilang dari peredaran.
hukum membaca dan menulis al-qur'an dengan bahasa ajam saja
SYARAT SYARAT MENUNTUT ILMU
BAGAIMANA HUKUMNYA MEMBACA ALQUR’AN DENGAN BAHASA AJAM SAJA?
pengertian Administrator dan Administrasi
pengertian Fonem, Akulturasi dan Artikulasi
ALQUR'AN & HADITS HARAM DIBACA DAN DITULIS
cara waqaf pada kalimat yang sebelum huruf terakhirnya bersukun
para qari' yang bagus cara membacanya
pengertian Asimilasi dan Fenomena
waqaf dan ibtida'
AL-QUR'AN
AL-ILMU DAN AL-MA'RIFAH
anda blogger muslim
email gratis terbaik
waqaf binnaql
pacaran yang islami
salah kaprah dalam bahasa arab
hukum menyambung rambut
AL HADITS
definisi al-qur'an bagian 2
definisi al-qur'an
apa itu definisi
macam macam hadits
cara membaca alqadru
definisi ahlus sunnah wal jama'ah
download gratis buku karya ulama' nu disini
partisipasi
hukum menerangkan allah dan agama allah
SYARAT SYARAT MENUNTUT ILMU
BAGAIMANA HUKUMNYA MEMBACA ALQUR’AN DENGAN BAHASA AJAM SAJA?
pengertian Administrator dan Administrasi
pengertian Fonem, Akulturasi dan Artikulasi
ALQUR'AN & HADITS HARAM DIBACA DAN DITULIS
cara waqaf pada kalimat yang sebelum huruf terakhirnya bersukun
para qari' yang bagus cara membacanya
pengertian Asimilasi dan Fenomena
waqaf dan ibtida'
AL-QUR'AN
AL-ILMU DAN AL-MA'RIFAH
anda blogger muslim
email gratis terbaik
waqaf binnaql
pacaran yang islami
salah kaprah dalam bahasa arab
hukum menyambung rambut
AL HADITS
definisi al-qur'an bagian 2
definisi al-qur'an
apa itu definisi
macam macam hadits
cara membaca alqadru
definisi ahlus sunnah wal jama'ah
download gratis buku karya ulama' nu disini
partisipasi
hukum menerangkan allah dan agama allah
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Mengenai Artikel Diatas
Komentar Anda Sangat Berarti Buat kami.
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.